Mungkin nasib Wang Junjie nama bocah itu tidak semujur teman-temannya yang lain, Wang adalah putus sekolah yang diakbibatkan faktor ekonomi dan alasan sekolahnya yang mengeluarkannya karena dinilai hasil akademis pelajaran yang jelek. Dikutip ruanghati.com dari Mail Online menceritakan, bocak cilik yang tinggal di Propinsi Guizhou Cina ini akhirnya bekerja menjadi tukang tambal ban mobil dan truk di bengkel pamannya.
Beberapa waktu silam setelah Wang berhasil mengumpulkan sejumlah uang maka dirinya mencoba kembali untuk mendaftar sekolah, akan tetapi oleh pihal sekolah ditilak mengingat nilai akademis sebelumnya yang sangat jelek. Lha mau pinter ditolak sekolah kapan pinternya guman Wang mungkin demikian. Oh nak kasihan dikau.
Kala bersekolahpun Wang ditempatkan oleh gurunya di barisan belakan sehingga susah melihat papan tulis, mengingat tubuhnya lebih pendek dibanding teman teman sekelasnya. Wang kini tetap meminpikan ingain sekolah dan bisa belajar kembali seperti rekan rekan seusianya. Sebuah cita-cita mulia.
Pulang ke negeri kita, sobat ruanghati.com, agaknya potret Wang di Cina inipun sangat banyak kita jumpai di tanah air kita, karena faktor ekonomi mereka musti membanting tulang untuk menyambung hidup sehingga meninggalkan sekolah, tidak jarang pula mereka bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Lihat di jalan raya, di perempatan lampu trafik light. Di dalam bus dan lain sebagainya.
Mari kita berbagi untuk masa depan mereka, karena mereka merupakan masa depan bangsa ini, tapi bagaimana berbagi yang bijak? apakah dengan memberi mereka uang sehingga mereka merasa meminta-minta lebih menghasilkan dari bekerja dan melemahkan mental sehingga mereka malas berusaha. tapi usia mereka kan memang belum pantas untuk bekerja?
Sudah saatnya kita semua peduli dengan masa depan mereka bukan hanya dengan mempolitisasi dan memanfaatkan mereka untuk kepentingan-kepentingan kita. tapi sungguh sungguh tulus mencarikan jalan bagai masa depan mereka.
Misteri God Bless
Seraut wajah di jendela mengetuk daun pintu hatiku
Menghiba kau menghiba dengan kain kau usap kaca oh ……
Anak kecil di malam buta sisihkan waktu yang tersisa
Mengharap dapat uang sekeping dua
Sejenak kubertanya pada kehidupan disana
Oh ……. Kau tak tahu akupun tak tahu apa jawabnya
Kadang iba menyentuh jiwa
Kadang bimbang kala kutatap matanya ………… wow ………..
Dimana jawabannya 2x
Tak tahu ku tak tahu pada siapa bertanya
(tentang hidup mereka)
Tunjukan padaku dimana ada jawaban semua …….
(tentang masa depannya)
Lalu kupergi sebuah misteri lagi ………… tersisa ……
Mana ………… dimana jawabannya dimanakah jawabannya ………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar