Mesjid yang dulunya di bangun oleh pengembang ini lumayan bagus dan megah ( untuk ukuran bukan Mesjid Raya ), hanya sekitar 2 tahunan Mesjid ini ramai dikunjungi orang untuk sholat berjamaah setiapwaktu sholat datang, lama-kealamaan semakin berkurang dan semakin sedikit, saya jadi heran dan tanya-tanya dalam hati, Mengapa ?
Ternyata Kondisi mesjid itulah yang menjadi penyebabnya, saya tak menyalahkan Rumah Tuhan tempat saya menyembah kepada Sang Khalik, tetapi orang-orang yang terlibat dalam pemeliharaanyalah yang salah, saya baru sadar setelah saya mendengar tablik dari salah seorang Ustadz,di sebuah acara pengajian, saya lupa namanya , begini katanya saya sarikan dalam bentuk singkat pokok-pokok masalahnya saja :
* Mesjid tidak terpelihara dengan baik, sering di gunakan oleh anak-anak untuk tidur di waktu malam, tanpa memperhatikan kebersihan mesjid, menebar bau-bauan tak sedap ditambah lagi karpet Mesjid yang seumur dengan usia Mesjid itu tak pernah di jemur apalagi diganti, sehingga ummat yang melakukan Ibdah pastilah merasa tak nyaman mencium bau-bauan, serta rasa gatal dari kuman yang ada karpet.
* Petugas yang membawakan Azhan mengingatkan orang-orang disetiap waktu Sholat orang yang sudah uzur alias sudah manula, sehingga suara azan yang seharusnya lantang dan merdu nayris tak terdengar dan terbata-bata, ditambah lagi dengan Mike ( Pembesar suara ) yang storing melulu membuat kuping ngek mendengarnya.
* Khatib pada saat memberikan ceramah, kebanyakan bercerita tentang neraka dan siksaan di akhirat seperti menakut-nakuti dan mengintimidasi para jamaah, dalam suasana ruangan yang sumpek dan suara maik yang sering mendengung, mereka memang berasa dalam neraka.
* Imam yang memimpin Shalat berjamaah menggunakan ayat-ayat yang panjang , sehingga jamaah merasa tertekan dalam kondisi dan situasi ruangan yang sumpek.
* Pada setiap sebelum atau sesudah sholat biasanya Panitia Mesjid akan mengumumkan jumlah saldo sumbangan dari jamaah yang terkumpul dengan angka-angka yang fantastik, tapi pemeliharaan Mesjid tidak dilakukan dengan baik.
* Bagi Ummat yang dasar dan pemahaman agamanya masih dangkal, di cecoki dengan janji-janji surga melulu tanpa memberi perenungan lebih mendalam tentang Al Quran dan hadist, akan membuat mereka semakin bosan dalam ruangan yang lembab, karena mereka tak mau mengetahui sesungguhnya mendengarkan Dakwa itu adalah mendapatkan pahala.
Tapi coba katakan kepada mereka bahwa setiap Shalat berjamaah akan ada pembagian sembako, berduyun-duyun mereka akan membanjiri Mesjid hingga penuh sesak. Disinilah para Mubaliq kita di Uji untuk memberikan pencerahan dan perbaikan Iman kepada para Jamaah.
Membaca hasil renungan saya dari Dakwa seorang Ulama yang saya coba sarikan ( perpendek ) saya mengambil kesimpulan bahwa Mesjid tempat kita beribadah adalah bagian dari kekayaan kita yang kita semua harus memeliharanya seperti memelihara diri kita dan rumah kita sendiri, bahwa Mesjid kita adalah tempat beribadah kepada Tuhan, tak ada larangan untuk ditempati tidur apalagi bagi musyafir tapi sebaiknya jagalah dia dari najis dan kotoran. Kewajiban kita sesama Ummat islam untuk saling mengingatkan dan hal ini saya lakukan juga dalam upaya mengingatkan bukan menggurui.
Semoga hal ini bisa bermanfaat dan Mesjid kita akan kembali menjadi Rumah Ibadah yang sejuk, sesejuk hati para Jamahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar