Head to Head Antar Lini Barcelona vs Real Madrid (El Clasico 2010)

Berita Bola. Bisa dibilang gelaran el clasico kali ini memetakan kekuatan yang benar-benar merata. Masuknya Ricardo Carvalho, Sami Khedira, Mesut Oezil dan Angel Maria, yang semakin lengkap dengan besutan Jose Mourinho, memperlihatkan adanya perubahan sikap di kubu Madrid.

Selain mulai tampil atraktif sekaligus mematikan, Real Madrid juga tampak sangat percaya diri setiap memasuki lapangan. Sementara itu, Barcelona praktis hanya menambahkan David Villa di starting eleven. Sisanya merupakan personel yang sukses menyabet mahkota La Liga dalam dua musim terakhir. Meski begitu, materi yang lebih senior dalam urusan el clasico kepunyaan barca justru bisa jadi pembeda. Berikut head to head antar lini Barcelona vs Real Madrid jelang el clasico 2010:

1. Kiper (Dendam La Furia Roja)
   
   Duel ini menyajikan perebutan tahta kiper terbaik Spanyol. Semua orang tahu bahwa Casillas merupakan penguasa tunggal jabatan portero di Spanyol. Casillas memiliki kualitas lengkap: aksi penyelamatan gemilang dalam mengantisipasi bola jauh maupun saat berada pada situasi one on one.
   Victor Valdes disisi lain lebih disorot karena punya penempatan posisi yang selalu tepat. Selama Iker Casillas tidak mengalami cedera, pos utama kiper la Roja tak akan mungkin diserobotnya. Namun, saat kita mengalihkan pentas ke La Liga, situasinya berbalik 180 derajat. Berkat sumbangsihnya bagi Barcelona, Valdes sukses mengkoleksi tiga trofi el zamora, hadiah tertinggi yang bisa diraih seorang kiper di kancah La Liga.
   Adu gengsi soal siap yang terbaik jelas akan terhampar di rumput Camp Nou. Statistik musim 2010/11 ini membuktikan bahwa Iker tengah unggul karena baru kebobolan 6 gol dalam 12 jornada, unggul 2 gol dari Valdes. Namun, catatan ini merupakan dampak dari solidnya pertahanan Madrid. Jika bicara penyelamatan, Valdes sukses mengukir 32, sedangkan Iker 23.
   
2. Lini Belakang (Insting Jitu Mourinho)
   
   Selain piawai dalam melakukan provokasi dan kerap berlaku kontroversial, ancungan jenpol tetap pantas diberikan kepada Mourinho dalam urusan merekrut pemain. Kehadiran Carvalho adalah bukti sahih dari kekuatan insting Mourinho.
   Enam gol yang baru bersarang ke gawang Madrid adalah bukti kongkret dan sulitnya lawan membongkar brikade kawalan Carvalho dkk. Harus diakui bahwa unsur lawan relatif lebih ringan daripada yang telah dihadapi Barcelona, ikut berperan dalam membuat steril gawang Casillas.
   Sevilla, Valencia, Villarreal adalah lawan-lawan Barca yang belum dihadapi Madrid. Dari tiga laga ini, Barca hanya kebobolan 2 gol. Suatu bukti bahwa kuartet Dani Alves, Puyol, Pique dan Maxwell atau Abidal memiliki ketangguhan tersendiri dalam menjaga kotak 16 meter Barca.
   
3. Lini Tengah (Daya Ledak Tamu)
   
   Munculnya istilah Xaviesta adalah perwujudan peran penting dua gelandang Barcelona. Dibantu Sergio Busquets, tiga gelandang ini juga menjadi tulang punggung timnas Spanyol. Hal ini sudah menjelaskan kualitas mereka.
   Xavi sudah mempertontonkan kemampuan mengontrol permainan. Ia adalah solusi ketika rekan-rekannya butuh jawaban saat benteng lawan menghadang Barca dengan kokoh. Umpan-umpan akuran Xaviesta sangat memudahkan Messi dkk melakukan pekerjaan.
   Frekuensi waktu kerjasama gelandang Barcelona adalah keunggulan tersendiri dibandingkan milik Real Madrid. Hanya, di Madrid pembagian tugas sangat jelas dikehendaki Jose Mourinho.
   Duet Xabi Alonso dan Sami Kheidira berperan sebagai penyeimbang dan pelakon serangan balik. Di depan dua gelandang bertahan ini, gelandang serang Mesut Oezil muncul melakukan tugas penting.
   Oezil tidak hanya meracik strategi membongkar pertahanan lawan, ia juga bermain lebih aktif masuk ke kotak pinalti lawan. Bersama Cristiano Ronaldo dan Angel Maria, ia mampu membuat perbedaan.
   Secara overall, Madrid memiliki gelandang dengan daya ledak lebih baik, berikut cadangannya. Barcelona menanti Madrid dengan gaya berbeda dan kematangan kerja sama Xavi dkk.
   
4. Lini Depan (Sama Cepat, Beda Jumlah)
   
   Tiga penyerang Barcelona melawan Gonzalo Higuain bersama Cristiano Ronaldo, Angel di Maria dan Mesut Oezil. Dalam formasi yang berbeda, 4-3-3 versus 4-2-3-1, Barcelona malah menunjukkan tingkat yang lebih merata sebagai pencetak gol.
   Bila di kubu Madrid hanya tujuh pemain yang bisa mencetak gol di La Liga, Barca punya 11 pemain. Hal ini lah yang menutupi “kegagalan David Villa” yang baru mencetak 6 gol.
   Barca kini disebut punya ketergantungan tinggi terhadap Lionel Messi. Koleksi 13 gol Messi adalah 40% dari total gol Barcelona musim ini. Tapi jangan salah, 15 gol Ronaldo adalah 45% dari total gola Madrid. Higuain menyusul sebagai pemain terproduktif denan jumlah setengah dari milik CR7.
   Kecepatan yang dimiliki Messi dan Villa juga dipunyai Higuain, Ronaldo dan Di Maria. Sektor ini memihak Madrid. Bola-bola terobosan yang piawai dimainkan kedua tim sangat rentan mengundang lahirnya pelanggaran fatal.
   Bila Xavi dikurung di tengah lapangan, Barcelona kekurangan variasi serangan di sektor kotak pinalti Madrid. Umpan-umpan terobosan khas Barca akan jarang terlihat. Di kubu tamu, daya sengat Di Maria dan Ronaldo akan berkurang ketika Oezil tidak bermain maksimal.

Dari head to head antar lini diatas, ada 3 lini (Kiper, Lini Tengah dan Lini Depan) yang menunjukkan kalau Real Madrid lebih unggul dari Barcelona. Well, data diatas walaupun tidak seutuhnya dapat digunakan sebagai penentu jika Real Madrid akan memenangi el clasico ini, tapi bisa dijadikan acuan untuk membantu anda dalam menentukan prediksi juara el clasico 2010 ini. Silahkan kirim komentar anda tentang perang antar lini Barcelona vs Real Madrid melalui kotak komentar dibawah ini . source