Cari Blog Ini

Minggu, 28 November 2010

Biaya Hidup di China hanya Rp 112.000 per bulan

Untuk Imlek, China Anggarkan 9 miliar yuan untuk Rakyat Miskin

Bendera China 
Bendera China
Beijing (13 Jan 09) — Pemerintah China menganggarkan paket bantuan senilai 9 miliar yuan (setara 14.5 triliun rupiah) untuk warga negara miskin selama dua Minggu pada perayaan Tahun Baru Lunar Imlek.
Sekitar 74 juta orang China mendapat biaya hidup minimum atau dikenal “5 Tanggungan” sebesar 100 yuan (Rp 160.000) untuk warga pedesaan atau 150 yuan (Rp 240.000) untuk warga kota. Biaya ‘5 tanggungan‘ meliputi bantuan untuk biaya makanan, pakaian, kesehatan, perumahan dan pemakamam. Dana ’5 tanggungan’ [mirip BLT di Indonesia] disediakan oleh setiap pemerintah lokal [provinsi/kota] kepada mereka yang tidak memiliki pekerjaan atau sanak keluarga.
Perbedaan besarnya dana santunan hidup antara warga desa dan kota dikarenakan biaya hidup pedesaan lebih rendah daripada perkotaan. [Kalau pemerintah Indonesia memberikan BLT antara warga kota Jakarta dengan pedesaan disamakan; mungkin ingin menerapkan asal keadilan.....]
Pemberian dana santunan disediakan oleh anggaran pusat sebelum Tahun Baru Lunar China, yang akan jatuh pada 26 Januari 2009 ini. Imlek merupakan salah satu momen yang paling penting bagi orang China karena semua anggota keluarga berkumpul bersama untuk sekali dalam setahun.
Hingga 13 Januari, wilayah barat daya Provinsi Sichuan yang diguncang Gempa Bumi 8 SR pada Mei 2008, pemerintah mengeluarkan 394 juta yuan (634 miliar rupiah) untuk kebutuhan pakaian dan pakaian hangat guna membantu warga bertahan dari badai musim dingin yang ganas.
Chengdu, ibukota Provinsi Sichuan, telah memberikan kupon belanja 100 yuan untuk membantu kebutuhan warganya. Provinsi tetangganya, Shanxi, yang turut terkena Gempa Bumi Mei 2008, telah memberikan 850.000 selimut dan 110.000 pakaian bagi korban gempa.
Pemerintah China Rupanya Peduli Warga Miskin
Pemerintah Provinsi juga menjamin bantuan dana bagi warga desa maupun kota setiap bulannya hingga tercapai biaya hidup minimum masyarakat.
Pemerintah China memberikan perhatian besar bagi penduduk dengan kualitas hidup rendah, terutama saat krisis finansial global”, ungkap Jiang Li, Wakil Menteri Urusan Rakyat.
Pemerintah daerah diwajibkan memperhatikan semua persyaratan  warga agar dapat memperoleh bantuan dana dan tepat waktu, “sehingga warga kita dapat merayakan Tahun Baru China dengan bahagia” tambah Jiang Li.
Biaya hidup di China jauh lebih Murah daripada Indonesia
Pada tahun 2007, pendapatan rata-rata pekerja pedesaan di China sebesar 4.140 yuan (Rp 552.000 per bulan), jauh berbeda dengan pekerja kota yang mencapai 24.932 yuan per tahun (Rp 3.3 juta per bulan).
Income per kapita rata-rata penduduk China saat ini telah mencapai USD 2400, sedangkan Indonesia masih diposisi USD 1900. Angka ini jauh berbeda 20 tahun silam, dimana Income per kapita Indonesia jauh lebih besar dari China.
Saat ini, sekitar 52 juta orang China menerima dana bantuan hidup minimum tiap bulannya dari pemerintah lokal, sementara 5.3 juta orang menerima penuh ’5 tanggungan’.
Biaya hidup setiap orang China sepanjang 2007 adalah 182.4 yuan (Rp 290.000) per bulan untuk daerah kota dan 70 yuan (Rp 112.000) per bulan untuk desa. China terus meningkatkan kesejahteraan warganya dengan meningkatkan standar hidup minuman sebesar 15 yuan di kota dan 10 yuan di desa pada awal 2008.
Indonesia Vs China
Murahnya biaya hidup di China sangatlah logis. Karena kita tahu bahwa produk-produk China yang sampai di Indonesia [sah maupun seludupan] sangatlah murah. Bayangkan, mainan anak-anak dari China dapat dibeli dengan uang 10.000, sedangkan untuk membeli produk selain China kita butuh mengeluarkan uang lebih dari 30.000 hingga 50.000.
Saat ini, begitu banyak produk China tersebar di Indonesia. Salah satu yang saya perhatikan adalah alat tulis. Saya pernah menemukan seorang siswa yang seluruh peralatan tulisnya berasal dari China. Mulai pulpen, tip-x, penggaris, pensil cat hingga sebatang pensil semuanya berlabelkan ‘made in China’. Alasannya adalah produk China lebih murah daripada Indonesia…. Teman saya yang pernah ke China  [GuangZhou] juga mengungkapkan bahwa dia dapat memesan beberapa jenis makanan di restoran [cukup wah] dan hanya merogohkan 15.000. Menurut dia, dengan menu yang hampir sama, ia harus mengeluarkan 30.000 di Indonesia..
China rupanya berhasil membangun ekonomi dengan gaya/sistem mereka sendiri. Para pemimpin China dari Deng Xiao Ping hingga Hu Jintao selalu mengatakan China akan membangun ekonomi negerinya sesuai dengan prinsip ideologis dan kultur China.
Meskipun melakukan reformasi ekonomi dan keterbukaan sejak 1978, China tetap mempertahankan kepentingan sosialis [pro-nation dan rakyat]. Hal ini pun terungkap dari nama negara China, yakni People Republic of China - Republik Rakyat China. Ada kata ‘rakyat’ yang selalu dibawa oleh negara tirai bambu tersebut yakni Republik miliknya Rakyat China.
Belajar dari pengalaman masa lalu kita [orde baru yang pro-liberalisasi-kapitalis-utang] hingga saat ini [privatisasi-liberalisasi-neokolonialisme], negeri Indonesia yang memiliki kekayaan yang JAUH lebih besar daripada China, rupanya tidak membawa Indonesia lebih maju.  Mungkin, saat ini, para pemimpin negari ini harus mulai meninjau kembali konstitusi, produk-produk hukum dan pemimpin yang mengabaikan “Amanat Penderitaan Rakyat” yang tercantum pada UUD 1945 dan Pancasila.

Tidak ada komentar:

I Am Who I Am