Cari Blog Ini

Sabtu, 27 November 2010

“Perjalanan BelieVe”

 
Mungkin kamu sudah bosan mendengarkan kata maaf yang selalu keluar dari mulutku. Hanya kata itu saja yang selalu aku ucapkan namun tetap saja nggak ada perubahan di dalam sifat mau pun sikapku. Aku tahu kamu marah, kamu kecewa dan sakit hati. Aku juga nggak mau banyak alasan untuk membuatmu percaya bahwa aku sudah melakukan kesalahan itu demi kebaikanmu. Aku nggak mau karena semua kebaikanmu tersebut hanya aku gunakan sebagai bahan pelampiasanku. Aku nggak mau kalau sekarang aku membuat kesalahan yang kemudian kamu hanya takut dan berjanji nggak akan mengulanginya lagi. Aku nggak mau hanya aku saja yang terkesan menang sendiri.

Tahukah kamu, selama ini aku baru menemukan seseorang sepertimu. Apa kamu tahu seberapa sayangnya aku terhadapmu. Meski pun aku nggak pernah melakukan hal baik terhadapmu. Namun sebenarnya aku sangat membutuhkanmu, aku ingin sekali selalu menjagamu, memanjakanmu, mendukungmu dan selalu membahagiakanmu. Tapi yang terjadi kenapa malah sebaliknya. Setiap aku membuat kesalahan, aku hanya bisa marah meski pun sejujurnya aku yang salah. Tapi begitu selang beberapa waktu, bukan aku yang meminta maaf terhadapmu. Namun kamulah yang minta maaf terhadapku. Aku sakit, aku merasa rendah dihadapanmu, aku seperti seorang cowok yang nggak mempunyai komitmen untuk berhubungan denganmu. Hingga terlintas di benakku, apa sebenarnya aku ini pantas untuk memilikimu dan menyayangimu?
Terkadang pikiran akan kehilanganmu selalu muncul. Namun di kehidupanku sendiri yang seperti kamu bilang bahwa aku egois terhadap hidupku. Memaksaku selalu menekanmu, padahal kamu nggak tahu menahu semua masalahku. Kamu datang setiap saat aku butuh, kamu mensupportku hingga melupakan semua masalahku di saat aku jatuh, kamu seperti pelengkap yang terus melengkapi semua kekuranganku. Lalu apa gunanya aku yang mempunyai status kekasihmu namun nggak bisa membahagiakanmu walau sekejap saja. Apa aku pantas mendapatkanmu Vera?
Bukan saja kamu yang terus menangis karena ulahku. Setiap kali kamu terluka atau pun sewaktu kamu dengan ikhlas membantu kekasihmu yang nggak berguna ini. Aku semakin sakit, aku nggak bisa terus begini. Tapi hanya ucapan bibirku saja yang keluar tanpa bukti yang pasti buatmu. Aku berusaha namun karena keadaan hidupku lagi. Aku hanya akan terus membuatmu menderita tanpa masa depan yang pasti. Apa aku masih pantas untuk mendampingimu. Aku hanya akan terus membuatmu menangis. Nggak hari ini, esok atau lusa. Bahkan jikalau kamu menjadi pendampingku. Apakah aku akan selalu begini.
Vera, sampai sekarang pun aku masih setengah nggak percaya akan hubungan kita. Kamu yang sangat baik, pengertian, penuh kasih sayang dan keibuan itu. Mau berhubungan dengan seseorang yang masih nggak jelas sepertiku. Aku ini siapa? Kadang aku memang nggak mengenali diriku sendiri seperti yang kamu bilang. Semakin hari, semakin kamu mengenalku. Kamu semakin paham bagaimana aku, tapi apakah hal itu juga terjadi sebaliknya.
Apa kamu nggak pernah terlintas pikiran pergi dariku. Apakah kamu akan tetap bisa bertahan dengan kondisi yang selalu nggak menguntungkanmu ini. Kenapa dan mengapa kamu seperti itu. Dari hari ke hari, aku merasakan kamu semakin sakit dan hanya bisa selalu menahan sakit sendirian. Lingkunganmu, keluargamu bahkan aku sendiri sebagai kekasihmu ini juga ikut menyakitimu. Tapi saat itu juga, kenapa hanya keluar kata maaf, maaf dan maaf saja dari mulutmu. Kenapa nggak ada perlawanan sedikitpun darimu. Kamu nggak pernah sekalipun mencaci maki aku. Setiap aku menyakitimu kenapa malah kamu yang selalu merengek – rengek dengan kelemahanmu itu, bertujuan hanya datang untuk menenangkan kemarahanku yang nggak masuk akal.
Aku benar – benar malu terhadapmu sekarang ini. Aku malu setiap kali aku memarahimu. Meski pun terkadang kamu marah dan muak terhadapku. Namun semua alasan yang kamu berikan memang benar adanya. Tapi apa kamu menyalahkanku? Sebesar apa pun kesalahanku, sesakit apa pun aku menyakitimu yang selalu kamu ucapkan hanya maaf, maaf dan maaf. Kenapa ver, sebenarnya ada apa denganmu?
Kenapa kamu nggak pernah sadar dengan siapa kamu berhubungan. Kenapa kamu nggak segera sadar juga, sebenarnya apa yang kamu cari darinya. Hingga kamu hanya bisa selalu mengalah demi hubunganmu dengannya. Apakah dia kaya? Hingga terlalu kaya sampai kamu yang harus selalu memberikan bantuan keuangan di saat dia butuh? Apakah dia baik? Sebaik dia menyakitimu tanpa tahu bahwa dirinya sendirilah yang salah? Sebenarnya kamu ini cewek seperti apa?
Pertanyaan yang dari dulu belum pernah kutemukan jawabannya ini. Selalu saja membuatku masih heran denganmu. Kamu sangat mengenalku tapi aku nggak mengenalmu. Kamu paham keadaanku, jalan pikiranku atau pun kebiasaanku. Tapi aku sendiri kadang heran denganmu yang seperti itu. Aku nggak bisa mengerti jalan pikiranmu, aku nggak tahu kebiasaanmu sehari – hari, aku nggak tahu sama sekali tentangmu.
Kenapa kamu begitu lugu, kenapa juga kamu harus bertahan demi seorang cowok sepertiku. Apa kamu pikir aku ini yang terbaik. Jika kamu berpikiran seperti itu maka kamu SALAH BESAR. Banyak cowok beterbangan diluar sana, yang lebih sopan, berkelakuan baik, memiliki karakter yang baik pula bahkan dengan keadaan ekonomi yang jauh dariku. apa kamu mulai benci terhadapku setelah aku mengucapkan hal ini? Seorang cowok yang nggak punya kepercayaan diri hanya untuk membuatmu sadar siapakah kekasihmu ini? apa semua yang terjadi selama kita berhubungan masih belum meyakinkanmu siapakah sebenarnya cowok yang selama ini bersamamu.
Mulai sekarang ini, aku akan berusaha selalu jujur terhadapmu. Aku akan mulai menghargaimu sebagai seorang cewek baik yang pernah aku kenal. Jika memang kita berjodoh, semoga saja jalan hidupmu nggak ikut menderita sepertiku. Tapi jika kamu bukanlah jodohku, aku akan terus bahagia untukmu. Dapat memilikimu merupakan suatu anugrah buat cowok mana pun. Jika mereka hanya melihatmu sesaat saja, mereka nggak akan percaya dengan apa yang aku ucapkan. Tapi begitu mengenalmu, aku berani jamin nggak akan ada yang bilang kamu hanya cewek biasa saja. Jika memang tujuanku dengan ayahmu yang nggak pernah merestui hubungan kita ini sama yaitu melihatmu berbahagia, maka dengan kebahagiaan yang akan kamu terima itulah. Aku akan rela melepaskanmu. Membiarkanmu berbahagia bersama orang lain. Karena melihatmu tersenyum merupakan kebahagiaan dalam hidupku meski pun aku jarang sekali melihatnya darimu selama bersamaku. Semoga Tuhan segera menentukan jalan yang terbaik buatmu sebelum kamu tersesat bersamaku. Aku tahu Tuhan menyayangimu, menyayangi hambanya yang baik hati, sabar dan ikhlas sepertimu.
BelieVe, 27 November 2010

Tidak ada komentar:

I Am Who I Am