Cari Blog Ini

Selasa, 14 Desember 2010

Masjid Sehitlik Berlin, Masjid Tertua di Jerman


Masjid yang bernama Masjid Sehitlik ini berada di jalan Columbiadamm di wilayah Tempelhof, sebuah wilayah yang terletak di tengah kota Berlin. Sebuah masjid yang didampingi oleh dua buah menara kembar berdiri dengan indahnya di kota Berlin, Jerman.  

Masjid ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Hubungan diplomatik antara Kekhalifahan Turki Usmani dan Negara Jerman yang waktu itu masih bernama Kerajaan Prusia melatarbelakangi pendirian masjid ini. Sejarahnya berawal ketika seorang duta besar dari Kekhalifahan Turki Usmani yang bernama Ali Aziz Efendi meninggal dunia di Berlin pada tahun 1798. Raja Prusia saat itu, Friedrich Wilhelm III, kemudian memberikan sebidang tanah di Tempelhof untuk dijadikan sebagai tempat pemakamannya. Sejak saat itu, lahan ini kemudian menjadi tempat pemakaman muslim.

Seiring berjalannya waktu, kompleks pemakaman ini terus mengalami perluasan hingga mencapai 2.550 meter persegi. Pada saat Perang Dunia I, beberapa tentara Turki yang mengalami luka-luka dikirim ke Jerman untuk dirawat. Beberapa tentara yang meninggal dalam proses perawatan akhirnya dimakamkan di kompleks pemakaman ini. Dengan latar belakang inilah kompleks pemakaman tersebut dinamai dengan bahasa Turki, yaitu “sehitlik” yang berarti pemakaman para syuhada. Baru pada tahun 1983, di dalam kompleks itu didirikan sebuah masjid yang bernama Masjid Sehitlik.

Masjid Sehitlik mengalami renovasi besar-besaran pada tahun 1999. Perancang Masjid Sehitlik yang baru ini adalah seorang arsitek bernama Muharrem Hilmi Senalp. Beliau juga adalah arsitek yang merancang Masjid Jami di Shibuya, Tokyo. Oleh karena itu, kedua masjid ini memiliki banyak kemiripan, khususnya pada bagian interiornya. Masjid sehitlik yang sekarang berdiri memiliki gaya arsitektur khas usmani klasik, yaitu masjid berkubah yang dilengkapi dengan menara beratap kerucut.

Mengikuti gaya arsitektur Masjid Selimiye di Turki, kubah Masjid Sehitlik ditopang oleh delapan pilar dan delapan half dome. Masjid yang berfungsi juga sebagai pusat kebudayaan Islam ini memiliki empat lantai. Lantai terbawah, yaitu ruang bawah tanah digunakan sebagai ruang serbaguna. Lantai dasar digunakan sebagai ruang pertemuan dan ruang shalat tambahan. Ruang shalat utama berada di lantai kedua. Balkon di lantai teratas digunakan sebagai ruang shalat wanita dan ruang shalat tambahan pada saat shalat Jumat. Jumlah luas dari keempat lantai ini adalah 1.360 meter persegi.

Ketika memasuki ruang shalat utama, kita akan dimanjakan oleh keindahan interior masjid yang dihiasi oleh berbagai hiasan khas gaya Usmani klasik, diantaranya adalah sebuah mihrab berukir dan mimbar tinggi yang terbuat dari batu marmer sebagai tempat untuk khatib berkhutbah. Sebuah lampu hias besar menggantung di kubah utama. Bagian pusat dari kubah utama ini dihiasi kaligrafi surat Al-Ikhlas yang terbuat emas 23 karat. Kaligrafi bahasa Arab bertuliskan nama Allah, Muhammad, Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Hassan, dan Hussain menghiasi bagian atas kedelapan pilar penyangga kubah utama. Setiap dinding masjid dihiasi oleh berbagai kaligrafi bahasa Arab dan hiasan berbentuk tumbuhan atau geometri. Batu marmer yang digunakan untuk pembangunan masjid ini ditambang dan diproses di Pulau Marmara, sedangkan keramiknya didatangkan dari kota Iznik di Turki.

Tinggi kedua menara kembar dan kubah dari masjid yang letaknya berdekatan dengan Bandar Udara Internasional Tempelhof ini sempat menjadi permasalahan. Pemerintah setempat menggugat pihak DITIB (Organisasi Keagamaan Persatuan Islam Turki) selaku pembangun Masjid Sehitlik karena telah membangun menara dan kubah dengan tinggi yang tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Tinggi menara kembar dari masjid ini adalah 37,10 meter, sedangkan pada kesepakatan awal tinggi menara yang disepakati hanya 28,60 meter. Tinggi kubah yang kini mencapai 21,30 meter ternyata lebih tinggi 4,10 meter dari kesepakatan awal. Oleh karena itu, demi mempertahankan bangunan masjid ini, DITIB akhirnya membayar denda sebesar 80.000 euro atau sekitar 1,2 milyar rupiah.

Luas seluruh kompleks Masjid Sehitlik adalah 2.805 meter persegi. Luas ini meliputi bangunan masjid yang multifungsi, kantor pengurus masjid, mini market, pemakaman, dan taman. Masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan masyarakat muslim di Berlin, khususnya umat muslim yang tinggal di distrik Neukoeln dan Kreuzberg. Di masjid ini selalu diselenggarakan kegiatan keagamaan sebagaimana di masjid lainnya, seperti shalat jumat dan pengajian. Warga nonmuslim pun sering datang ke masjid ini ketika digelar acara open house atau pada kesempatan lainnya untuk mengenal Islam lebih dekat.

Masjid Sehitlik hanyalah salah satu masjid diantara 2.200 lebih masjid yang bertaburan di seantero Jerman. Hingga kini jumlah masjid di Jerman kian bertambah dengan pesat seiring dengan bertambahnya jumlah umat muslim Jerman yang sampai kini sudah mencapai lebih dari 4,3 Juta jiwa.

Tidak ada komentar:

I Am Who I Am