Cari Blog Ini

Selasa, 15 Maret 2011

“Proporsi Agung – PHI” adalah angka tujuh (7).

Apakah PHI yang dimaksud pi=22/7 ?!
Angka PHI [1,618] pada umumnya dianggap sebagai angka tercantik di dunia. Angka PHI dapat diperoleh dari Deret Fibonacci, dimana dalam deret fibonacci penjumlahan dari angka-angka yg berdekatan sama dengan bilangan sesudahnya. PHI sendiri merupakan hasil bagi dari angka-angka yang berdekatan yaitu mendekati angka 1.618 (PHI).

  • Tawaf Haji := 7 kali mengelilingi Ka’bah.
  • Satu Minggu := 7 Hari (pengulangan setelah hari ke 7)
  • Tangga Nada := 7 Tangga Nada (pengulangan tangga nada ke 7)
  • Atmosfir Bumi := 7 Lapisan Gas (pengulangan uap air jadi hujan)
“Proporsi Agung – PHI” merujuk ke angka tujuh atau yang dinotasi dengan lambang 7
Al Qur’an menyebut-nyebut bilangan tujuh sebanyak 23 ayat.
Didalam seluruh Bahasa Pemrograman Komputer (Computer Programming Language) Tingkat tinggi (High level) kebanyakan membedakan deklarasi variable PHI (phi) dengan variabel PI (pi), sehingga nilai (value) kedua variable tersebut berbeda satu dengan yang lain. Suatu variable jika diberi suatu nilai konstanta maka akan disebut dengan Variabel Constan.
Seperti yang kita lihat bahwa angka tujuh (7) terlibat dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan mulai dari disiplin ilmu eksakta, disiplin ilmu sosial… hingga disiplin ilmu kesusastraaan, sehingga untuk bukanlah suatu hal yang mustahil jika didalam disiplin ilmu komputer menerapkan standar baku constantan PHI := 7 dan PI := 22/7 (lihat pembahasan mengenai pi := 22/7)
Kesimpulan :
Nilai konstanta yang akurat adalah PHI := 7 dan PI := 22/7
Firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surah Al Mulk ayat 3 atau [QS 67:3]
__________________________________________________________________
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan (Ar Rahmaan) Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Coba simak dengan seksama:
1. Nomor Surah dan Nomor Ayat := 67:3 atau terdiri dari susunan angka 6, 7, 3
2. Maka lihatlah berulang-ulang !!
3. Adakah sesuatu yang tidak seimbang ??

Untuk dapat memahami kesimbangan transformasi angka 6, 7 dan 3 maka :
a. Bisa dipelajari dari pemahaman “Cara Nol” dan “Cara Satu”.
b. Bisa juga dengan mengamati konsep penulisan “Basmallah” dibawah ini.

Suatu perihal yang jarang disadari oleh para penulis artikel/buku pada saat menggunakan referensi suatu ayat-ayat Al Qur’an, pada hakekatnya mempraktekan penggunaan Array dimensi satu didunia komputasi contohnya dalam penulisan [QS 1:1] artinya :
1. QS 1:1 := Index Al Qur’an surah ke 1 dan ayat ke 1
2. [Index Al Qur'an surah ke 1 dan ayat ke 1] := “Bismillaahir rahmaanir rahiim”
Struktur penulisan Al Qur’an berdasarkan wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala yang diterima oleh Rasulullah Nabi Muhammad s.a.w melalui perantara malaikat Jibril, sangatlah sederhana dan sangat informatif.
Seperti diatas maka jika kita melihat kemudian menghitung isi dari array dengan index (lihat gambar) maka hasilnya adalah sbb:
1. [QS Index 0] := 112(basmallah tak bernomor)
2. [QS Index 1] := 1 ……. (basmallah bernomor, Al Faatihah)
3. [QS Index 2] := 2 ……. (Negasi dari [QS Index 0], yaitu: “Al Faatihah” dan “At Taubah”)
*) Jumlah INDEX := TIGA (3)
Selanjutnya perhatikan hasil dari 2 dan 3, jelas tampak surah Al Faatihah muncul dua kali
Umul Kitab” Al Qur’an yaitu surah Al Faatihah := 7 ayat saja.
Dengan demikian maka sangat beralasan jika Al Qur’an menyebut-nyebut bilangan “tujuh” sebanyak 23 ayat yang merupakan susunan angka 2 dan 3.
**) Jumlah surat Al Faatihah := TUJUH (7).
Jika pointer index diganti dengan “basmallah” maka hanya ada satu-satunya di dalam Al Qur’an yang mempunyai “basmallah ber nomor” yaitu surah Al Faatihah, maka :
1. [QS Basmallah] := QS 2-7 (INGAT: “Bismillaahir rahmaanir rahiim” sebagai index !!!)
2. [QS Basmallah] := 6 ayat
***) Jumlah [QS Basmallah] := ENAM (6).
Selanjutnya dengan menggunakan kaidah FIFO maka, urutan angka-angka yang muncul kemudian adalah :
pertama angka yang muncul 3 (Tiga)
kemudian angka 7 (Tujuh)
terakhir angka 6 (Enam)

[QS 67:3] Terbukti kesetimbangan tranformasi angka 6, 7 dan 3
(Ingat “penulisan/write” bergerak Kanan ke Kiri, menggunakan kaidah LIFO maka “penulisan/write” dari Kiri ke Kanan)
Al Qur’an Surah 67 ayat 3 adalah Kesetimbangan transformasi 6, 7 dan 3
[QS 67:3] := KESEIMBANGAN YANG SANGAT SEMPURNA
  • Basmallah pada Al Faatihah 1 memang harus bernomor ayat.
  • Surah At Taubah memang tidak menggunakan “Basmallah”.
  • Surah Al ‘Alaq sebagai ayat pertama diturunkan termasuk [QS Index 0] := 112.
Sekarang kita perhatikan keseimbangan atau kesempurnaan penulisan Al Qur’an, dibawah ini.
Seperti contoh-contoh penggunaan Array, maka [ [QS index 0] ] atau [QS 112] := Al Ikhlash
1. Al Ikhlas := 4 ayat
2. QS 112 := 1 + 1 + 2 := 4 ayat
3. [QS 112:1] := “Qul huwa Allahu ‘Ahad”
Uji bobot huruf Hijaiyah maka urutan Alif :=1, Ha := 6 dan Dal := 8 sehingga :
a. Ahad := Alif-Ha-Dal…….. Tiga (jumlah 3)
b. Bobot huruf Akhir – huruf Awal := 8 – 1 := 7……… Tujuh (jumlah 7)
c. Huruf yang tengah, Ha := 6…… Enam (posisi ke 6)
(perhatikan tabel dibawah untuk lebih jelasnya)
Al Qur’an Surah 67 ayat 3 adalah Kesetimbangan transformasi 6, 7 dan 3
Mari kita buktikan apakah [Qul huwa Allahu 'Ahad] == [QS Index 1 ]
Karena ….
[QS Index 1 ] := “Bismillaahir rahmaanir rahiim
Tabel Sistem Komputasi Matematika Al Qur’an :
Biner Okta Des. Hexa Char _._Keterangan_._
0000 0 0 0 NUL (null)
0001 1 1 1 SOH (start of heading)
0010 2 2 2 STX (start of text)
0011 3 3 3 ETX (end of text)
0100 4 4 4 EOT (end of transmission)
0101 5 5 5 ENQ (enquery)
0110 6 6 6 ACK (acknowledge)
0111 7 7 7 BEL (bell)
1000 10 8 8 BS (backspace)
1001 11 9 9 TAB (horizontal tab)
1010 12 10 A LF (NL line feed, new line)
1011 13 11 B VT (vertical tab)
1100 14 12 C FF (NF form feed, new page)
1101 15 13 D CR (carriage return)
1110 16 14 E SO (shift out)
1111 17 15 F SI (shift in)
(lihat Ascii Table and Description)
Keterangan tabel:
a. [Oktal 7] := Basmallah tak bernomor, warna Biru atau [QS Index 0]
b. [Oktal 0] := Basmallah bernomor,warna Hijau atau [QS Index 1]
c. (not [Oktal 7]) AND (not [Oktal 0]) := 6 warna Kuning
Subhanallah…..
[Qul huwa Allahu 'Ahad] := “Bismillaahir rahmaanir rahiim
[Qul huwa Allahu 'Ahad] == [QS Index 1 ]
Bukti Kesetimbangan 1:
[QS Index 0] := 1… 1… 2
[QS Index 1] := 1… 2…. 3
[QS Index 2] := 2… 3…. 4
Bukti Kesetimbangan 2:
Notasi Matematis adalah Matrix 3 x 3, suatu matrix 2 dimensi.
Notasi Komputasi adalah Array[ 3, 3], suatu array dua dimensi.
a. Jumlah n index array := 3 (Tiga)
b. Jumlah diagonal pojok kiri atas – kanan bawah adalah 1 + 2 + 4 := 7 (Tujuh)
c. Jumlah diagonal pojok kanan atas – kiri bawah adalah 2 + 2 + 2 := 6 (Enam)
Al Qur’an Surah 67 ayat 3 adalah Kesetimbangan transformasi 6, 7 dan 3
Bukti Sejarah Islam
Suatu hari Hisyam Ibn ‘Amir1 merasa kesal melihat Rasulullah Nabi Muhammad s.a.w dan para sahabat-sahabatnya dianiaya sedemikian rupa dengan adanya piagam pemboikotan dari Quraisy berupa blokade segala aktifitas beliau. Hisyam kemudian menemui Zuhair bin Abi Umayya2 supaya membatalkan piagam tersebut dan keduanya sepakat kemudian mereka berdua berunding dengan Mut’im bin ‘Adi3, Abu’l Bakhtari bin Hisyam4 dan Zam’a bin’l Aswad5. Kelima mereka termasuk orang-orang yang berpengaruh pada Bani Quraisy dan setelah sepakat kemudian mereka menuju Ka’bah dimana piagam tersebut dipasang. Setelah berkeliling Ka’bah tujuh kali, kemudian Zuhair bin Umayya berseru kepada orang banyak di depan Ka’bah :”Hai penduduk Mekkah !! Kamu sekalian enak-enakan makan dan berpakaian padahal Banu Hasyim binasa tidak dapat mengadakan hubungan dagang !. Demi Allah saya tidak akan duduk dengan tenang sebelum piagam yang kejam ini dirobek
Bohong ! kita tidak akan merobek dan mengubah piagam itu” teriak Abu Jahl6, akan tetapi terdengar suara Zam’a, Abu’l Bakhtari, Mut’im dan Amir ibn Hisyam menentang Abu Jahl sehingga membuatnya bungkam seribu basa.
Ketika akan merobek piagam tersebut, dilihatnya sudah mulai termakan “rayap” kecuali pada bagian pembukaan yang berbunyi “Bismillaahir rahmaanir rahiim“.

1. Jumlah personil yang terlibat := 6 (Enam)
2. Sebelum piagam dirobek, melakukan prosesi := 7 (Tujuh) kali keliling Ka’bah.
3. Pemboikotan berlangsung selama := 3 (Tiga) tahun berturut-turut
Subhanallah…..
  • Secara Etiology maka tindakan Zuhair bin Abi Umayya mengelilingi Ka’bah 7x merupakan bentuk sumpah turun menurun dari ritual nenek moyang Arab Jahiliyah yaitu Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Ismail a.s dengan kata lain “Tradisi sebagai penentuan keputusan di kembalikan kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagai pemilik rumah purba (Ka’bah), apapun hasilnya” dan didalam tradisi tersebut jika si oposan hendak melawan maka melakukan ritual yang sama. (Sejarah mencatat bahwa Abu Jahl tidak mengelilingi Ka’bah 7x, dan menyerah pada akhirnya)
  • Didalam Bahasa berorientasi Objek (OOP) maka Piagam Pemboikotan adalah Method, sedangkan Constructor-nya adalah Arab Jahiliyah dan Kaum Muslim, dan Event-nya adalah penderitaan yang dirasakan oleh Nabi Muhammad s.a.w beserta para sahabatnya selama tiga tahun.
Al Qur’an Surah 67 ayat 3 adalah Kesetimbangan transformasi 6, 7 dan 3
—————————————————————————-
L:1 A:0 _._ _._ _._ _._ _._
M:0 1 1 2 3 5 8
-> 1 2        
-> 2   4      
-> 3     6    
-> 5       10  
-> 8         16
Mohon maaf postingan masih dalam pengembangan, Insya Allah dilanjutkan
—————————–
Contoh program Assembler (low level) pada layar monitor mode text, near.asm
Kita tidak memerlukan algoritma Strassen jika hanya mengoperasikan matrik 2×2
Matrik(2×2) adalah binari matrik&lt
atau suatu matrix binary identik 2×2 :=
http://mathworld.wolfram.com/IdentityMatrix.html
—————————————————————————-
Justru yang menarik dari deret hitung yang dibatasi hanya 7 anggota bilangan dan perhatikan korelasi dengan Al Ikhlas,sbb:
0+1+2+3+4+5+6 = 21 ( 21/7 = 3, shalat magrib = 3 rakaat)
1+2+3+4+5+6+7 = 28 ( 28/7 = 4, Jumlah shalat wajib 4 rakaat = 3)
Himpunan bilangan nol {0) beranggotakan hanya satu (1)
Jika 1 rakaat = pergerakan badan 180 derajat maka 3 rakaat = 540 derajat, silahkan anda jumlahkan sudut Ka’bah (persegi panjang = 360) di tambah dengan Hijr Ismail (setengah lingkaran = 180) bukankah 360+180 = 540, Nampak jelas bahwa Ka’bah memang kiblat yang ditunjuk oleh Allah Ta’ ala
http://suryaningsih.wordpress.com/2007/08/27/menenal-hari-ahad-sabbat-dan-wustha”
Deret fibonacci, sesuai dengan “Angka tujuh yang Istimewa”
Deret Fibonaci F(7) : 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8
Fibonacci Number
F(7) : Merujuk pada ritual shalat muslim.
SEANDAINYA:
Angka 8, bukankah 3 x 8 = 24, shalat wajib sehari semalam .
Angka 5 = Bukan kah 5 -1 = 4, Shalat wajib yang empat rakaat kegiatan shalat lima (5) waktu.
Angka 3 = Shalat Maghrib hanya 3 rakaat.
Angka 2 = Shalat Shalat subuh
Angka 1 = Bilangan besaran yang terukur (nyata) (manusia)
Angka 0 = Bilangan yang tidak tidak terdeteksi (Jin)
Lalu bagaimana dengan l tema Da Vinci Code ?!
Memberikan kesimpulan negatif dengan memanfaatkan hal yang negatif seperti sama tapi berbeda.
Contoh yang sangat senderhana saja,  kita tidak bisa menyalakan lampu jika tidak menggunakan arus negatif (baca: baik AC/DC)
Yaa…Allah, jauhkanlah kami dari fitnah, Amin.
Wassalam, Haniifa.

Tidak ada komentar:

I Am Who I Am